Menggunakan Mode dan Flash Kamera DSLR

Menggunakan Mode dan Flash Kamera DSLR

Menggunakan Mode dan Flash Kamera DSLR – Menurut Anda apakah seorang fotografer profesional selalu meng­gunakan mode manual? Salah, kalau Anda menjawab “iya”. Para fotografer profesional justru mahir menggunakan mode pengambilan gambar yang tersedia pada kamera. Photojournalist dalam memburu berita di lapangan, mereka justru jarang menggunakan mode manual. Speed – Priority Auto (pada Nikon) atau Time Value (pada Canon) dan Aperture – Priority Auto (pada Nikon) atau Aperture Value (pada Canon) adalah dua mode yang paling sering mereka gunakan.

Menggunakan Mode dan Flash Kamera DSLR

Bukan karena malas, melainkan untuk mengejar peristiwa yang bisa terjadi kapan saja. Dengan menggunakan dua mode di atas, fotografer masih bisa melakukan kontrol pada kameranya untuk menghasilkan gambar sesuai dengan apa yang diinginkan. Bayangkan bila suatu peristiwa terjadi dalam waktu singkat sementara fotografer masih disibukkan dengan urusan memutar dial diafragma dan kecepatan rana, tentu peristiwa tersebut dapat terlewat begitu saja.

Penjelasan mengenai mode yang ada pada kamera Anda, tersedia leng­kap pada buku manual (panduan) kamera. Walau berbeda-beda istilah antara satu merek dengan merek yang lain, pada intinya sama saja. Seberapa besar porsi penentuan kendali atas kamera.

Pada kamera Nikon/Canon, mode P, kamera secara otomatis melakukan penyesuaian diafragma dan kece­patan rana. Namun, fotografer masih bisa memilih kombinasi antara dua nilai tersebut. Pada mode S/TV, fotografer hanya perlu melakukan penyesuaian pada kecepatan rana. Sementara diafragma ditentukan oleh kamera secara otomatis. Hampir sama dengan mode S, pada mode A/AV, fotografer hanya perlu melakukan penyesuaian pada diafragma, sementara kecepatan rana ditentukan oleh kamera.

Setelah memahami cara kerja mode pengambilan gambar di atas, sebaiknya kita perlu mengombinasikan lagi dengan satu hal agar foto yang kita ambil langsung bagus. Setidaknya tidak terlalu gelap atau terlalu terang. Kombi­nasikan mode di atas dengan exposure compensation. Exposure compensation adalah sebuah fitur pada kamera di mana kita bisa mengatur hasil pengambilan gambar men­jadi lebih terang atau lebih gelap dari pengukuran normalnya (diten­tukan oleh otomatisasi kamera) sesuai dengan banyaknya stop yang kita tentukan.

Pernah melihat fotografer sedang memotret pada siang hari namun menggunakan lampu kilat atau flash? Atau mungkin pernahkah Anda melihat dalam berita di tv, para jurnalis foto menggunakan flash ketika memotret pada siang hari? Jangan tertawa atau berkomentar bahwa mereka sedang “menggarami laut”.

Para fotografer di atas menggunakan flash pada siang hari di mana matahari sedang bersinar terik bukan karena mereka tidak tahu bagaimana cara menggunakan kamera sehingga membutuhkan ca­haya tambahan, justru mereka sangat tahu bagaimana menggunakan kamera dan lampu kilat.

Mengapa demikian? Bukankah matahari masih bersinar sehing­ga cahaya yang dibutuhkan bisa tercukupi? Perlu dipahami, ketika matahari bersinar terik terutama pada tengah hari, cahaya matahari yang bersinar di atas kita menghasilkan bayangan yang keras. Hal ini sangat terasa bila kita memotret manusia, karena pada area di bawah mata sampai dengan mulut terdapat area gelap yang membuat foto kita tidak bagus. Begitu pula dengan memotret hal lain yang bisa saja terganggu bayangan. Penggunaan lampu kilat ini merupakan upaya para fotografer untuk menghilangkan bayangan tersebut. Teknik ini disebut sebagai fill in.

Sama halnya dengan fotografer yang memotret di tempat gelap namun tidak menggunakan lampu kilat tambahan atau menggu­nakan lampu kilat namun kekuatan cahayanya sangat minim. Hal ini dilakukan oleh fotografer tersebut untuk menjaga suasana di tempat pemotretan agar tidak banyak “terkontaminasi” cahaya tambahan. Bayangkan suasana romantis makan malam dengan cahaya remang kemudian difoto dengan menggunakan lampu kilat. Suasana romantis tersebut tentu akan hilang.

Menggunakan Mode dan Flash Kamera DSLR